Senin, 17 Agustus 2020

Pembantaian Massal Sejarah Dunia

Scholars call on Holocaust museum in 'concentration camp ...

 1. The Holocaust (1941-1945)

Holokaus, dikenal pula sebagai Shoah, adalah genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi.


2. The Holodomor (1932-1933)

Holodomor adalah peristiwa pembunuhan dan kelaparan massal pada 1932-1933 di Ukraina. Hampir 7 juta jiwa mati kelaparan akibat rezim tirani Uni Soviet yang mengamalkan dasar Josef Stalin dengan tujuan menghapus semangat kebangsaan rakyat Ukraina.


3. Armenian Genocide (1915-1917)

Genosida Armenia, dikenal pula sebagai Pembantaian Armenia dan oleh bangsa Armenia disebut Kejahatan Besar, adalah pemusnahan sistematik oleh Utsmaniyah terhadap penduduk minoritas Armenia di tanah air mereka di kawasan yang kini menjadi Republik Turki.


4. Cambodian Genocide (1975-1979)

Di Kamboja, sebuah genosida dilakukan oleh rezim Komunis Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot antara 1975 dan 1979. Semua tahanan kebanyakan adalah loyalis dari rezim sebelumnya, aktivis, serta semua keluarga mereka. Setidaknya terdapat ribuan orang tak bersalah yang ditahan dan disiksa di tempat ini.


5. Rwandan Genocide (1994)

Genosida Rwanda adalah sebuah pembantaian 800.000 suku Tutsi dan Hutu moderat oleh sekelompok ekstremis Hutu yang dikenal sebagai Interahamwe yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun 1994. Rwanda sendiri adalah sebuah negeri berpenduduk 7,4 juta jiwa dan merupakan negara terpadat di Afrika Tengah.


6. Zunghar Genocide (1755-1758)

Genosida Zunghar adalah pemusnahan massal suku Zunghar oleh Dinasti Qing. Kaisar Qianlong memerintahkan genosida ini untuk menghukum pemimpin Zunghar Amursana karena telah memberontak melawan Qing setelah Dinasti Qing berhasil menaklukkan Kekhanan Zunghar dengan bantuan Amursana.


7. Circassian Genocide (1864-1867)

Genosida Sirkasia merujuk pada emigrasi dan pengusiran etnis Adighe secara besar-besaran dari Sirkasia pada akhir abad ke-19. Etnis Adighe merupakan penduduk asli wilayah Sirkasia, dan mereka diberangus dari tanah air mereka setelah Rusia berhasil memenangkan Perang Rusia-Circassia. Pengusiran dilancarkan sebelum perang berakhir pada tahun 1864, dan diselesaikan pada tahun 1867. Etnis-etnis yang terusir tidak hanya etnis Adighe, tetapi juga Ubykh Abkhaz, dan Abaza.


Pengadilan Guatemala telah menghukum seorang mantan tentara hingga lebih dari 5.000 tahun penjara karena pembantaian terhadap 171 orang, yang dianggap sebagai salah satu kekejaman terburuk dalam perang sipil 36 tahun negara itu.


López dijatuhi hukuman pada hari Rabu (21/11/18) setelah dideportasi dari Amerika Serikat pada tahun 2016 untuk menghadapi pengadilan Guatemala, di mana ia bertanggung jawab sebagai otak dari pembunuhan tersebut.


1. Pembantaiain terjadi pada tahun 1982

Jaksa mengatakan jika tentara itu, Santos López Alonzo yang kini berusia 66 tahun dituduh memiliki pasukan elit yang dikenal sebagai Kaibiles, telah berpartisipasi dalam pembunuhan hampir semua pria, wanita dan anak-anak di desa pertanian Dos Erres pada tanggal 7 Desember 1982.


Dia dijatuhi hukuman 30 tahun karena kejahatan terhadap kemanusiaan dan tambahan 30 tahun untuk masing-masing dari 171 korban, dengan total 5.160 tahun. Meskipun hukuman tersebut adalah simbolik semata karena maksimum hukuman seseorang di Guatemala adalah 50 tahun.


2. Tak hanya dibantai, para wanita pun mengalami pemerkosaan

Dia juga dituduh menculik dan mengadopsi bocah laki-laki berumur 5 tahun, Ramiro Osorio Cristales, yang keluarganya tewas dalam pembantaian itu. Dilansir dari Sky News, Osorio adalah salah satu dari mereka yang bersaksi di persidangan López.


3. Perang saudara terburuk sepanjang sejarah Guatemala

Pembantaian itu dilakukan selama rezim Efraín Ríos Montt, diktator yang memerintah Guatemala selama salah satu periode paling berdarah dari perang sipil yang panjang dan kemudian dihukum karena genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.


Menurut komisi kebenaran PBB, sekitar 200.000 orang tewas dan tambahan 45.000 orang hilang selama konflik, yang berlangsung dari 1960 hingga 1996. Sebagian besar dibunuh oleh tentara, meskipun beberapa dibunuh oleh gerilya sayap kiri.